Smartphone saat ini cenderung digunakan untuk berbagai aktifitas yang lebih banyak dibanding masa sebelumnya. Untuk menunjang banyaknya aktifitas yang dilakukan oleh penggunanya, maka tidak heran bila produsen smartphone membekali produk smartphone terbarunya dengan kapasitas besar. Namun tahukah anda bahwa saat ini ada dua macam baterai smartphone yang bisa menjadi pilihan.
Demi memenuhi kebutuhan daya saat beraktifitas, produsen smartphone seringkali menawarkan inovasi baru dengan menambah kapasitas baterai yang luas. Sayangnya masih ada kasus dimana kapasitas besar belum waktunya dipasarkan. Seperti contohnya kasus meledaknya baterai Samsung Galaxy Note 7 kemarin. Untungnya belajar dari pengalaman tersebut, para produsen smartphone kini menjadi lebih berhati-hati lagi sebelum melaunching sebuah produk baru ke pasar.
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa baterai yang ada dipasaran saat ini ternyata ada 2 macam yaitu Li-Ion dikenal sebagai baterai Lithium dan satu lagi Li-Po dikenal sebagai Lithium Polymer. Jenis baterai yang digunakan pada suatu smartphone sedikit banyak mempengaruhi daya tahan, masa pemakaian dan tentu saja harga smartphone keseluruhan. Lalu bila ada dua macam maka manakah diantara keduanya yang lebih baik?
Baterai Li-Ion
Baterai jenis ini merupakan baterai yang paling sering kita jumpai di produk smartphone saat ini. Baterai ini bisa kita dapatkan dengan mudah di toko sparepart ataupun acessories handphone. Ciri-ciri dari baterai jenis ini adalah biasanya mudah dilepas pasang, berbentuk kotak, mudah dirawat dan memiliki kapasitas yang tidak bisa dibilang sedikit. Tergantung dari masing-masing produk dan merek baterai. Yang paling menarik dari baterai ini adalah harganya yang lebih terjangkau dari jenis baterai satunya.
Kekurangan dari baterai jenis Li-Ion adalah rentan rusak. Bila terpapar suhu tinggi bisa menyebabkan ledakan seperti kasus-kasus yang sering diberitakan dimedia massa. Hal ini dikarenakan pelindung baterai yang menggunakan pembatas berupa metal, tidak mampu menahan tekanan ataupun reaksi kimia yang dihasilkan didalam baterai. Oleh sebab itu usia baterai jenis Li-Ion biasanya tidak lebih dari 500 kali pengisian ulang.
Baterai Li-Po
Jenis baterai yang satunya adalah Li-Po. Baterai jenis ini dikenal memiliki bobot yang ringan karena memakai bahan yang tipis dengan material yang lentur seperti gel. Baterai Li-Po memang terlihat kurang elegan karena bentuknya elastis tidak kotak, tetapi disisi lain memiliki usia yang bisa mencapai lebih dari 1000 kali isi ulang.
Baterai jenis ini sekarang mulai banyak digunakan pada smartphone dengan desain yang tipis. Tidak hanya itu, karena ringan maka baterai jenis Li-Po lebih banyak dikenal didunia AeroModelling, sebagai sumber tenaga pesawat atau hellicopter Remote Control. Keunggulan baterai Li-Po tidak hanya sampai disitu saja, sebab dari beberapa sumber menyatakan bahwa walapun disimpan dalam waktu lama ternyata tidak mengurangi daya yang tersimpan didalamnya. Bahkan dalam sebuah sumber tertulis dengan menyimpan baterai berisi daya dengan suhu dingin 15 derajat celcius bisa memperlambat hilangnya daya.
Sayangnya baterai Li-Po juga memiliki kelemahan yaitu seperti biaya produksi yang lebih mahal, Cost energy rasio yang lebih tinggi dibanding Li-Ion dan untuk melakukan pengisian daya, dibutuhkan charger khusus yang mampu menyalurkan daya kesuluruh sel dengan sama besar. Oleh sebab itu tidak heran bila harga smartphone yang menggunakan baterai jenis ini harganya relatif lebih mahal dibandingkan smartphone dengan baterai Li-Ion.
Dari uraian diatas maka ternyata masing-masing jenis memiliki keunggulan dan kelemahan. Untuk menentukan mana yang lebih baik silahkan anda menarik kesimpulan sendiri. Namun diluar dari hal tersebut akan lebih baik bila anda menyesuaikan kebutuhan anda.
Posting Komentar